Panen Kelapa Sawit |
Pemanen kelapa sawit bisa beragam cara tergantung latar belakang pengetahuan dan keahlian tentang cara setiap orang dalam memanen. Pemanen bisa saja memotong buah tetapi tidak bisa dibiarkan bergerak sendiri tanpa cara tepat panen dan SOP yang menuntun.
Permasalahan kecerobohan dalam hal panen sering di perdebatkan dikalangan perusahaan kelapa sawit. Bagaimana tidak, cara panen yang asal-asalan tidak akan mendapatkan untung melainkan kerugian yang tidak sedikit. Tidak sedikit investasi dalam perkebunan sawit, maka diperlukan pengelolaan yang benar sesuai aturan yang ditetapkan.
Pelaksanaan panen tidak sesederhana yang kita bayangkan. Bagaimana jika buah mentah atau buah busuk yang ikut terpanen. Apa akibatnya pada perolehan kualitas CPO yang dihasilkan.
Ciri buah kelapa sawit yang sudah siap di panen:
Yang benar-benar matang dalam satu tandan memiliki buah lepas dan jatuh minimal 8 butir brondolan. Brondolan dapat di temukan di piringan yaitu bawah pohon kelapa sawit yang tidak jauh dari tandan dimana buah itu jatuh.
Jika tandan dijatuhkan, sebagian butiran-butiran terlepas dari tandan dan itu pertanda buah sudah benar-benar masak sempurna. Berbeda dengan buah mentah/mengkal walaupun sepintas warnanya cukup sama dengan buah masak tetapi jika di jatuhkan buah tidak akan teurai.
Peralatan Panen:
Dibutuhkan peralatan yang lengkap untuk bekerja memanen kelapa sawit diantaranya seperti:
Egrek, dodos, gancu, angkong, sarung tangan, helm sepatu bot dan karung goni.
Peralatan penting dalam memanen adalah sarana pengangkut yang cepat dari TPH ke pabrik. Buah sawit segar sangat baik untuk di olah menjadi minyak mentah. Semakin cepat buah sawit di angkut, maka semakin baik hasilnya oleh karena itu kendaraan truklah yang sudah umum yang hemat dan berkapasitas besar sangat ideal untuk mengangkut buah sawit.
Cara Memanen:
Dalam satu gawangan, dilakukan oleh tiga orang pemanen, pemanen kesatu tugasnya menurunkan buah dan pelepah dan memotongnya, pemanen kedua mengangkut buah dengan angkong, sedangkan pemanen ketiga bertugas mengutip brondolan dengan mengikuti gerak pemanen kedua dibelakangnya.
Buah hasil panen di kumpulkan di TPH sebelum diangkut ke pabrik. Di TPH buah di cek setiap tandannya oleh kerani panen untuk di pastikan tidak ada buah mentah atau buah busuk yang terangkut ke pabrik.
Mandor panen mengecek mutu ancak dan mengecek setiap piringan dan memberitahukan kepada pemanen jika ada buah yang tertinggal atau brondolan yang masih berserakan.
Panen kelapa sawit memerlukan pergerakan yang seiring antar satu sama lainnya. Pemanen, mandor panen, mandor angkut, serta kerani panen serta asisten, semua wajib mengikuti SOP yang mengatur tugasnya masing-masing.
Salam,
Gapuratani.com